Jakarta,
NU Online
Ketika Gus Dur terkena stroke tahun 1998 lalu, banyak orang mencoba membantu dengan berbagai cara, termasuk dengan pengobatan alternatif. Salah satu pengobatan alternatif yang dicoba oleh Gus Dur adalah dengan pemijatan.
Ketika Gus Dur terkena stroke tahun 1998 lalu, banyak orang mencoba membantu dengan berbagai cara, termasuk dengan pengobatan alternatif. Salah satu pengobatan alternatif yang dicoba oleh Gus Dur adalah dengan pemijatan.
Adalah
Dr Bina Suhendra, salah seorang Tionghoa pengagum Gus Dur memperkenalkan
seorang tukang pijit asal Bali, yang terkenal bisa menyembuhkan penyakit stroke
dengan memijit.
Akhirnya,
ahli pijat ini didatangkan dari Bali, seorang ibu-ibu yang sudah cukup berusia.
Ia memijat Gus Dur pada bagian-bagian yang memerlukan penanganan karena kondisi
syaraf yang lemah.
Ditengah-tengah
memijit kaki Gus Dur, tiba-tiba ibu tadi terlempar jatuh dan tangannya merah
membara seperti habis terkena setlika. “Ia menjerit-jerit kesakitan, minta
dicarikan bawang merah dan digosok-gosokkan ke tangannya untuk mengurangi
panasnya,” kata Doktor kimia lulusan Jerman ini.
Sang
ibu tadi bilang, ada makhluk lain dalam tubuh Gus Dur yang menganggu, dan ia
tidak bisa mengalahkannya sendirian. Karena itu, ia berencana meminta bantuan
anaknya yang tinggal di Lombok, yang juga memiliki kemampuan spiritual.
Beberapa
waktu kemudian, pasangan ibu dan anak tersebut datang kembali. Gus Dur diobati
dan dimandiin secara spiritual. Lalu kedua orang tersebut bertarung dengan
makhluk halus yang mengganggu Gus Dur. Akhirnya, seekor srigala, yang sudah
tertatih-tatih dengan tubuh penuh luka keluar.
Lalu
orang tersebut bertanya kepada Gus Dur. “Ini dibunuh atau dikembalikan kepada
orang yang mengirim santet”
“Bagi saya yang paling penting adalah jawaban Gus Dur. Beliau bilang, jangan dibunuh, biarin saja, yang penting sudah keluar. Ini yang membuat saya terkesan dengan beliau sebagai orang besar,” kata Bina Suhendra yang sekarang menjadi bendahara umum PBNU ini.
“Bagi saya yang paling penting adalah jawaban Gus Dur. Beliau bilang, jangan dibunuh, biarin saja, yang penting sudah keluar. Ini yang membuat saya terkesan dengan beliau sebagai orang besar,” kata Bina Suhendra yang sekarang menjadi bendahara umum PBNU ini.
Pada
hari kedua dalam proses pengobatan, satu makhluk halus keluar lagi dan Gus Dur
kembali berpesan agar tidak dibunuh.
Rupanya,
srigala yang dikalahkan pada hari sebelumnya dibunuh karena bandel dan Gus Dur
ternyata juga tahu kejadian tersebut.